Minggu, September 18, 2011

seleksi dan penempatan sdm

Strategi Seleksi

1. Interpretasi Profil

Data dikumpulkan secara mekanikal dan di olah secara klinikal. ahli klinik ( psikolog ) menafsirkan pola atau profil dari skor skor yang di peroleh dari seperangkat tes, tanpa mengadakan wawancara dan menghormati atau mengobservasi calon tenaga kerja.

2. Statistikal murni

Pengumpulan dan pengolahan data secara mekanikal. Misalnya untuk meramalkan prestasi kerja manajerial, dengan cara menggunakan informasi biografikal dan skor skor seperangkat alat test

3. Klinikal murni

Pengumpulan dan pengolahan data berlangsung secara klinikal, psikolog peramalannya mendasarkan pada wawancara / observasi , tanpa menggunakan info objektif

4. pengharkatan perlakuan ( behavioral rating )

Pengumpulan data secara klinikal, sedangkan pengolahan secara mekanikal. Psikolog setelah mengobservasi melakukan wawancara kemudian meringkas dalam bentuk pengharkatan pada 1 bahasan

5. gabungan klinikal

pengumpulan data secara mekanik dan klinik, sedangkan pengolahannya klinik.

Pengumpulan data ( dunnette , lawyer , campbell weick, 1970 )

Pengumpulan data secara mekanikal : jika data dikumpulkan berdasarkan pedoman pedoman, peraturan peraturan dan prosedur yang telah di tetapkan. Misalnya alat test yang telah dibagi dan di bukukan baik pengambilan, pengolahan dan penilaian datanya. Pengumpulan dan pengolahan data bisa dilakukan oleh bukan psikolog. Yang penting kesesuaian dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Pengumpulan data klinikal : adalah data dikumpulkan dengan cara yang lentur ( fleksibel ) dalam arti bahwa macam data yang di kumpulkan dari seseorang berbeda dengan data yang dikumpulkan dari orang lain, tergantung pada orang ( psikolog ) menganggap perlu atau lebih penting untuk mengumpulkan data tesebut. Misal : psikolog merasa lebih penting hubungan antara keluarga

Pengumpulan dan pengolahan data harus dilakukan oleh psikolog, karena psikolog dapat lebih memperhatikan dan memanfaatkan keselirihan perilaku calon tenaga kerja yang disesuaikan dengan persyaratan pekerjaan tertentu

Managemen sumber daya manusia

1. Perencaanan

2. rekrut

3. seleksi

4. sosialisasi

5. pelatihan dan pengembangan

6. penilaian prestasi kerja

7. promosi

  • hal yg mempengaruhi mendirikan usaha: modal. promosi pemasaran, lokasi, status dari ush trsbt.

sistem manajemen SDM: perencanaan menejemen, rekrutmen, seleksi, sosialisasi, pelatih n pengembangan, penilaian prestasi kerja, promosi, transfer, demosi n phk.
1. perencanaan: design untuk memastikan bahwa personal yg di perlukan akan sll t`penuhi scr memadai.
faktor intrnal: seperti kebutuhan keterampilan sekarang n yg akan dtg.
faktor eksternal: sprt pasar tenaga krj penggunaan peralatan modern.
2. rekrutmen: mengembangkan cadangan calon krywan sejalan dgn rencana sdm.
3. seleksi: mengevaluasi dan menyaring calon krywan olh manager shg dpt memilih menerima clon krywan yg baik.
4. evaluasi: untk membantu org yg t`pilih unk menyesuaikn diri dgn mulus kedlm organisasi, d prknlkn dgn tem2 sejawat, dibiasakn dgn tanggung jwb, di beri tau ttg budaya yg dijalnkn visi misi kebijakan.
5. pelatihan n pengembangan: b`tujuan untk mengembangkn/ meningkatkn kemampuan krywan dlm membersihkan kontribusi pd efektivitas organisasi.
6. penilaian prestasi kerja: untk membandingkn prestasi krja krywan dgn standart/ tujuan yg d kembangkn u/ posisi krywn trsbt.sdgkn prestasi yg tinggi dpt hadiah.
7. promosi transfer, mutasi, demosi,phk: mrpkan pemindahan krywn dr suatu tmpt k tmpt yg lain yg dikaitkan dgn prestasi krj.

STONER :

Proses yang saling menguntungkan organisasi memutuskan apakah akan menawarkan pekerjaan atau tidak, dan calon memutuskan apakah akan menerima tawaran atau tidak

Robbins :

Proses seleksi yang efektif adalah memapankan karakateristik individual ( kemampuan, pengalaman, dll ) Dengan persyaratan pekerjaan tertentu, bila gagal, kinerja dan kepuasan karyawan akan terganggu

Andrew E Sikula :

Penarikan pegawai adalah tindakan atau proses dari suatu usaha orang untuk mendapatkan tambahan pegawai untuk tujuan operasional. Penarikan pegawai melibatkan SDM yang mampu berfungsi sebagai input lembaga

Dale Yoher :

Penarikan pegawai mencakup identifikasi dan evaluasi sumber sumbernya, tahapan dalam proses keselurhan menjadi milik orang, kemudian dilanjutkan dengan mendaftar kemampuan penarikan, seleski, penempatan dan orientasi

ANWAR Prabu Mankunegaran :

Penarikan adalah suatu proses atau tindakan oleh perusahaan untuk mendapatkan tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber sumber penarikan pegawai, menentukan kebutuhan pegawai yang diperlukan perusahaan proses seleksi, penempatan

Stoner :

Ialah proses yang menguntungkan organisasi memutuskan apakah akan menawarkan apakah akan menawarkan pekerjaan atau tidak.

Robins :

Proses seleksi yang efektif adalah memadankan karakteristik individual ( kemampuan, pengalaman dll ) dengan persyaratan pekerjaan tertentu, bila gagal , kinerja dan kepuasan karyawan akan terganggu

Andrew E Sikula

Penyeleksian adalah pemilihan menyeleksi merupakan suatu pengumpulan dari suatu pilihan. Proses seleksi melibatkan pilihan.

Secara khusus mengambhil keputusan dengan membatasi jumlah pegawai yang didapat di kontrak kerjakan

Sasaran seleksi : rekomendasi, menerima atau menolak

Tujuan : menilai calon pegawai yang paling memenuhi syarat

Sasararn penempatan : rekomendasikan. mendapatkan yang sesuai

Tugas : menilai, mencocokkan persyaratan

concise 2 akar => singkat padat jelas

Kegiatan penempatan pegawai dalam fungsi kepegawaian, dimulai setelah organisasi melaksanakan kegiatan penarikan dan seleksi, yaitu pada saat seorang calon pegawai dinyatakan diterima dan siap untuk ditempatkan pada jabatan atau unit kerja yang sesuai dengan kualifikasinya. Namun ternyata permasalahannya tidak sesederhana itu, karena justru keberhasilan dari keseluruhan program pengadaan tenaga kerja terletak pada ketepatan dalam menempatkan pegawai yang bersangkutan.

Pengertian Penempatan pegawai itu sendiri, menurut Gomes mengemukakan : “Penempatan pegawai adalah merupakan serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah tepat atau tidaknya seseorang pegawai ditempatkan pada posisi tertentu yang ada di dalam organisasi”.

Berikut adalah akibat dari kesalahan dalam penempatan pegawai berdampak pada :
1. Meningkatkan absensi.
2. Timbulnya konflik.
3. Meningkatkan kecelakaan kerja.
4. Meningkatkan labor turn over.
5. Menurunnya semangat kerja.

Selanjutnya beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penempatan pegawai, sebagai berikut :


1. Faktor Latar Belakang Pendidikan. Latar belakang pendidikan yang dimiliki pegawai selama mengikuti pendidikan sebelumnya harus dipertimbangkan, khususnya di dalam proses penempatan pegawai tersebut untuk menyelesaikan tugas pekerjaan, serta mengemban wewenang dan tanggungjawab. Hubungan latar belakang pendidikan dengan penempatan sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan, di samping itu latar belakang pendidikan seseorang dapat pula menjadi acuan pemberian beban kerja dan tanggungjawab dilihat dari segi prestasi nilai yang diperolehnya semasa sekolah.

2. Faktor Kesehatan Jasmani dan Rohani. Kesehatan erat kaitannya dengan sumber daya manusia. Pekerjaan-pekerjaan yang berat dan berbahaya misalnya hanya mungkin dikerjakan oleh orang-¬orang yang mempunyai fisik sehat dan kuat, sedangkan sumber daya manusia yang fisiknya lemah dan berotak cerdas dapat ditempatkan pada bidang administrasi, pembuatan konsep atau perhitungan-perhitungan yang memerlukan ketekunan luar biasa, namun faktor kesehatan ini masih perlu diperhatikan dalam penempatan mereka. Hal ini dapat dipahami, meskipun tes kesehatan telah meluluskan semua sumber daya manusia baru, tetapi kadang-kadang tes kesehatan tersebut dilakukan sepintas kilas kurang dapat mendeteksi kondisi jasmani secara rinci.

3. Faktor Pengalaman Kerja. Dewasa ini banyak perusahaan lebih cenderung menerima sumber daya manusia yang berpengalaman, dibandingkan dengan sumber daya manusia yang belum berpengalaman. Hal ini terlihat pada kenyataan, bahwa sumber daya manusia yang sudah mempunyai pengalaman akan memerlukan waktu penyesuaian diri yang lebih pendek dengan keadaan baru dibandingkan dengan masa penyesuaian diri yang sedikit lama bagi sumber daya manusia yang belum berpengalaman sama sekali.

4. Faktor Status Perkawinan. Status perkawinan dijadikan sumber oleh pimpinan untuk mengambil keputusan dalam rangka untuk penempatan pegawai, mengetahui status perkawinan pegawai adalah merupakan hal penting untuk kepentingan kepegawaian juga menjadi bahan pertimbangan pimpinan dalam penempatan pegawai. Kebijaksanaan menerima sumber daya manusia yang berpengalaman seperti itu seharunya sudah mulai dikurangi, karena dewasa ini sumber daya manusia yang belum mempunyai pengalamanlah justru yang banyak mempunyai rasa tanggungjawab sosial yang besar tentu akan lebih memperhatikan nasib dan mengutamakan pencari kerja (sumber daya manusia) yang belum mempunyai pengalaman, karena tanggungjawab sosial dalam menciptakan lapangan kerja baru bagi sumber daya manusia yang baru lulus sekolah, tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja, tetapi menjadi tanggungjawab semua orang, terutama perusahaan-perusahaan, baik milik pemerintah (BUMN) atau swasta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger